Wednesday 28 October 2015

Diantara dedaunan, pohon dan beton

...


Diantara dedaunan, pohon dan beton" adalah sebuah catatan visual mengenai alih fungsi ruang terbuka di perkotaan. Bila dulu kita akrab dengan rimbun pepohonan dan pemandangan hijau di sekitaran kota, kini mereka sedang digantikan oleh bangunan beton dan semen.

Saya memperhatikan bahwa manusia (kota) masa kini lebih mengutamakan investasi ekonomi ketimbang investasi udara sehat dengan melestarikan area hijau. Seri foto ini menganalogikan perebutan posisi lahan hijau dengan lahan ‘beton’. Melalui seri foto ini, saya mengajak anda melihat kembali keberadaan dedaunan, pohon, dan beton di lingkungan sekitar.


-- Satrio Binusa, 2015

Thursday 1 October 2015

Re-memorizing Alun-Alun Malang (on-going)

...


Keberadaan alun-alun kota Malang sebagai ruang publik tentunya membawa berbagai kenangan bagi wisatawan dan warga Malang Raya tak terkecuali saya--pelancong asal Banyuwangi yang sekarang sudah terdampar selama dua puluh tahun lebih di kota ini.  
Pro kontra terhadap rencana renovasi ruang publik ini sempat menjadi trending topic media lokal.  Melalui perjuangan yang panjang, akhirnya renovasi terhadap alun-alun kota Malang terlaksana dan wajah Alun-alun ini telah dirombak total, dengan menambah maupun mengurangi beberapa elemen.
Sebagai saksi hidup--yang menyaksikan alun alun dari wajah lawas hingga make over Alun-alun, dalam projek foto ini saya hendak mengajak pemirsa untuk bernostalgia, mengenang kembali wajah lama dalam wajah barunya. 

-- Ichwan Susanto a.k.a Boljug, 2015



.projek foto ini adalah hasil workshop Aku dan Kotaku oleh Pannafoto Institute pada akhir September 2015 lalu.

Monday 6 April 2015

Liputan: Kumpul Buku Foto Malang 2015

"A room without books is like a body without a soul"
-- Cicero


Itulah sebabnya saya dan rekan walkingalam selalu mencoba menabung paling tidak meminjam untuk mendapat akses buku-buku foto sebagai referensi fotografi. Kalaupun kantong tak mendukung paling tidak kita berusaha saling pinjam sana-sini. Mungkin itulah sebabnya KUMPUL BUKU FOTO MALANG 2015 digelar. Selain untuk silaturahmi dalam bentuk buku, acara ini digelar juga untuk 'paling tidak' membudayakan kesadaran pentingnya buku.


Sunday 29 March 2015

Mini Workshop sesi kedua, Pasar Pakis #2


Fotografi adalah tentang pendekatan (approach), begitu pula dalam Environmental Portrait (EP), peran komunikasi antara fotografer dan subjek juga sangat dibutuhkan dalam pembuatan sebuah EP. Suasana selama pemotretan akan lebih cair dan frame yang dihasilkan pun akan lebih ber“nyawa” dengan adanya komunikasi. Komunikasi yang baik juga berguna untuk menghindari konflik informasi, terutama yang sering terjadi adalah caption ‘ngawur’ tanpa informasi yang benar-benar didapat dari narasumber. Seringkali kita melihat foto dengan caption yang membahana (sering terlihat di Media Sosial), padahal fotografer tak pernah berinteraksi dengan subjek. Validitas data yang disajikan dalam foto merupakan hal yang vital untuk sebuah Environmental Portrait. Daya tarik subyek yang akan di EPkan menjadi point penting setelahnya. 

Aurora (21), Gadis cantik dari Desa Sumber Pasir ini baru dua minggu membantu orang tuanya berjualan pakaian di Pasar Pakis. 
Foto oleh Raga Nugra Pratama

Kawasan Mitra, 2014

Ichwan Susanto

Sunday 22 March 2015

Mini workshop sesi pertama, Pasar Pakis



Akhir pekan yang lalu rangkaian mini workshop walking-in-ngalam dengan tema ENVIRONMENTAL PORTRAIT  telah dimulai. Dengan briefing awal pada hari Jumat, peserta telah dipersiapkan dan dibekali beberapa materi untuk siap turun ke pasar tradisional Sabtu besoknya. Ini adalah sesi pertemuan pertama dari beberapa pertemuan mini workshop ini dengan 13 peserta. Dibantu oleh Muhammad Iqbal sebagai pendamping dan asisten mentor, rangkaian mini workshop akhirnya dapat dilangsungkan.

Foto oleh Rizki Dwi Putra

Tuesday 10 March 2015

Notes from Bandung

Benar-benar membekas, bagaimana Wubin menjadi sangat sentimental ketika ia berada di Bandung, bersama rekan-rekan Bungkus! dan rekan lainnya. Berkali-kali mengatakan ia sangat senang bisa berada di Bandung berkumpul dengan rekan-rekannya; Mbak Asih, Kang Ista, Jojo, Ng Swanti, Edy Purnomo, Ridzki, Tandia, Usenk, Budi, Wid, Tommy, Aip, juga superstar Aji Susanto, dan rekan-rekan lain yang namanya akan memenuhi halaman ini. Begitu pula dengan saya yang meski tidak se-sentimental Wubin, namun saya juga merasakan hal yang sama ketika bisa berkumpul dengan rekan-rekan hebat dari Bandung dan kota-kota lainnya. 

Kebetulan saya datang menggantikan mas Ichwan Susanto a.k.a Boljug atas nama walking in ngalam untuk mengikuti Round Table Discussion “Community Endorsment on Photography”, juga menyaksikan rangkaian acara Bandung Photo Showcase. Banyak sekali hal yang saya pelajari baik dari diskusi ataupun rangkaian acara ini. Hari pertama saya diijinkan untuk sedikit mengintip Photo Editing Workshop dengan Zhuang Wubin sebagai mentornya di Bale Handap, Selasar Sunaryo Art Space. Dimana di tempat yang sama pada malam harinya ada dua rangkaian pameran, Revisiting Bandung, dan Francoise Huguier Solo Exhibition yang dibuka pada malam harinya.


Rangkaian acara dari Bandung Photo Showcase 2015 di Selasar Sunaryo Art Space