Sunday 29 March 2015

Mini Workshop sesi kedua, Pasar Pakis #2


Fotografi adalah tentang pendekatan (approach), begitu pula dalam Environmental Portrait (EP), peran komunikasi antara fotografer dan subjek juga sangat dibutuhkan dalam pembuatan sebuah EP. Suasana selama pemotretan akan lebih cair dan frame yang dihasilkan pun akan lebih ber“nyawa” dengan adanya komunikasi. Komunikasi yang baik juga berguna untuk menghindari konflik informasi, terutama yang sering terjadi adalah caption ‘ngawur’ tanpa informasi yang benar-benar didapat dari narasumber. Seringkali kita melihat foto dengan caption yang membahana (sering terlihat di Media Sosial), padahal fotografer tak pernah berinteraksi dengan subjek. Validitas data yang disajikan dalam foto merupakan hal yang vital untuk sebuah Environmental Portrait. Daya tarik subyek yang akan di EPkan menjadi point penting setelahnya. 

Aurora (21), Gadis cantik dari Desa Sumber Pasir ini baru dua minggu membantu orang tuanya berjualan pakaian di Pasar Pakis. 
Foto oleh Raga Nugra Pratama


Berbicara Environmental Potrait adalah membuat potrait subjek manusia yang menunjukkan latar atau tempat dimana dia beraktifitas. Latar lingkungan merupakan unsur yang utama dalam sebuah Environmental Potrait. Itulah sekilas materi EP yang diberikan Mentor Boljug (Ichwan Susanto) pada pertemuan ke 2 #winMINIWORKSHOP pada jumat lalu.






Peserta berkumpul di rumah mas Boljug pagi-pagi sekali, jam 6 pas! Pada pertemuan kedua ini, para peserta workshop sebagian besar sudah lebih luwes dalam berinteraksi dengan keadaan sekitar, berkomunikasi dengan calon subyek, sebagian kecil sudah bisa mendapatkan perhatian calon subyek sehingga memudahkan dalam proses eksekusi foto EP. Ditambahkan lagi, bahwa peserta sejauh ini masih kurang dalam hal mengantispasi momen atau keadaan sekitar, karena beberapa peserta menyampaikan, salah satu kendala yang kerap kali muncul saat pertemuan kedua adalah kesulitan dalam meminimalisir gangguan di sekitar subyek, yang dapat berpengaruh pada kesediaan subyek dalam memberikan informasi yang kita butuhkan. Yang mana dipertemuan berikutnya hal seperti ini akan lebih bisa diantispasi oleh peserta workshop.


Bapak Muhajir (58), Pria asli Tumpang ini telah 30 tahun berjualan kain di Pasar Pakis. 
Foto oleh Falahi Mubarok

Ibu Miftachur Rohmah (47) telah berjualan berbagai macam pakaian di Pasar Pakis selama 5 tahun terakhir ini. 
Foto oleh Ahmad Nafik Mundzir

Dalam sesi workshop kali ini, sekali lagi para peserta workshop perlu diacungi jempol atas niat dan dedikasinya. Segala materi dan tugas telah dijalankan dengan baik meskipun ada beberapa catatan dari mas Boljug. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa dengan terus berproses, visual-visual yang dihasilkan akan lebih luarbiasa lagi. Dalam pertemuan selanjutnya, akan ada kejutan, sebuah tugas spesial yang akan membuat peserta bangun lebih pagi, dan mempersiapkan mental dengan lebih dahsyat lagi!

Sampai jumpa di akhir pekan selanjutnya!



foto&teks: bayem&MI