Wednesday 10 May 2023

JOGJA FOTOGRAFIS FESTIVAL : Photo Publishing Forum


Walkingalam mendapat kesempatan untuk menghadiri program prafestival JOGJA FOTOGRAFIS FESTIVAL. Dalam program yang bertajuk Photo Publishing Forum ini, JOGJA FOTOGRAFIS FESTIVAL mengundang kawan-kawan penerbit buku foto yang ada di Indonesia seperti Raws Syndicate, Gue Ari Galeri, Kamboja Press, Sokong!, 36X36 Project, dan Flock Project. Hadir juga kawan-kawan dari komunitas kumpul buku foto jogja, cangkruk buku foto, dan juga Walkingalam. Acara Photo Publishing Forum ini berlangsung selama 3 hari dimulai dari 5-7 Mei 2023 bertempat pada Galeri Kelas Pagi Yogyakarta.

Hari Pertama, Jumat, 5 Mei 2023 Publishing Photo Forum dimulai dengan sesi perkenalan masing-masing peserta. Ada Raws Syndicate, publishing yang melayani jasa penerbitan buku fotografi secara independen, tempat riset photobook study dan support system dalam ekosistem buku foto yang berdomisili di kota Bandung. Selanjutnya ada Kamboja Press, merupakan penerbit buku foto berdomisili di Yogyakarta yang berfokus pada teknik cetak risograph. Sokong! Publish merupakan platform penerbitan terkait fotografi yang berdomisili di Yogyakarta, menyokong publikasi sebagai praktik artistik dan kultural dalam langkah memantik percakapan perihal wacana dan praktik fotografi secara berkelanjutan. Lalu ada Gue Ari Galeri, publishing buku foto independen berdomisili di Jakarta yang lebih menggunakan teknik crafting dalam mendesain buku foto yang diterbitkannya.

Di sesi ini juga turut memperkenalkan diri, 36X36 Project, Flock Project, Kumpul Buku Foto Yogya dan Walkingalam. Sesi selanjutnya semua peserta diajak mengunjungi Buku Akik. Di sana peserta mendengarkan cerita dari Tomi Wibisono mengenai pengalamannya dalam hal penerbitan buku mulai dari bagaimana ide itu muncul hingga pemasaran buku.






Hari Kedua, Sabtu, 6 Mei 2023 Photo Publishing Forum dilanjutkan dengan sesi diskusi lebih dalam mengenai edukasi buku foto Indonesia. Dalam kesempatan ini, semua peserta saling mengeluarkan gagasannya seperti Raws Syndicate yang bercerita pengalamannya mencoba membawa buku foto Indonesia masuk ke dalam lingkungan akademik kampus yang ternyata tidak diterima. Beda halnya dengan Raws Syndicate, Gue Ari Galeri mencoba mengenalkan buku foto Indonesia keluar negeri dengan harapan orang-orang luar tahu bahwa Indonesia memiliki buku foto sendiri. 

Di siang harinya, peserta Publishing Photo Forum menghadiri acara talkshow “Revisiting Indonesia Photobooks” bersama Gue Ari Galeri dan Sokong!. Pada kesempatan ini Sokong! bercerita mengenai awal mula berdirinya hingga berbagi pengalamannya dalam hal memanfaatkan website untuk memaksimalkan ranah publikasi selain dalam bentuk fisik.

Gue Ari Galeri pada kesempatannya juga berbagi cerita dalam 8 tahun pengalamannya berkarya, membahas karya-karya yang sudah pernah diterbitkannya, teknik yang digunakan dalam menerbitkan sebuah buku foto, dan juga berbagi cerita pengalamannya ketika membawa buku foto Indonesia keluar negeri. Menurut Gue Ari Galeri, Membudayakan buku fotografi itulah yang harus disebarluaskan kepada masyarakat Indonesia dan harus terus menerus memperkenalkan tidak hanya berhenti pada showcase maupun festival-festival. Setelah menghadiri acara talkshow, peserta mengunjungi Bookworm yang masih satu lokasi dengan acara talkshow di Tirtodipuran Link. Bookworm merupakan sebuah pameran dan bursa art book dan art print yang diinisiasi oleh Kamboja Press dan Srisanti Galeri.







Hari ketiga sekaligus hari terakhir Publishing Photo Forum dimulai dengan diskusi yang berfokus pada keberlanjutan forum penerbitan fotografi. Bagaimana bentuk dan bagaimana tata kelola forum nantinya. Pada akhirnya gagasan keberlanjutan forum penerbitan fotografi ini disetujui untuk dilanjutkan ke depannya. Acara dilanjut dengan showcase buku dan zine foto Indonesia sekaligus sharing session penerbitan fotografi Indonesia. Terakhir, acara Publishing Photo Forum 2023 ditutup dengan foto bersama seluruh peserta forum dan juga pengunjung yang menghadiri showcase buku dan zine foto Indonesia.






Teks: Tufail Rosyad
Foto: Jogja Fotografis Festival
Editor: Rizal Pratama


No comments: